Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 sudah semakin dekat, sudah banyak nama-nama calon yang muncul dan ajang kampanye pun sudah dimulai. Dalam kontestasi Pilkada 2024 masyarakat perlu memahami permasalahan yang ada di daerahnya agar dapat mencari sosok yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Antusiasme masyarakat dalam menyambut Pilkada sudah mulai terlihat dan sebagian masyarakat sudah mencari tahu siapa nama-nama calon yang berada di daerahnya. Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Purwokerto(UMP), Bayu Dwi Cahyono, S.Pd.I., M.Pd mengatakan pendapatnya mengenai antusiasme masyarakat dalam menyambut Pilkada 2024.
“Antusiasme masyarakat saat ini dalam menyambut Pilkada 2024 sudah lebih meningkat karena masyarakat sudah memahami politik, memahami permasalahan yang ada di daerah dan kontestasi pada Pilkada tahun ini sudah banyak nama-nama yang muncul oleh karena itu masyarakat sudah mulai bisa mencari tahu nama-nama tersebut dan mencari siapa yang cocok untuk menangani permasalahan yang ada di daerahnya,“ kata Bayu.
Selain itu, masyarakat perlu kritis dalam membandingkan dan memilih para calon di daerahnya agar mendapatkan pemimpin yang tepat. Bayu juga mengatakan tolak ukur memilih calon pemimpin daerah dengan melihat track record dan juga kompetensi dari calon-calon tersebut.
“Untuk melihat tolak ukur calon pemimpin bisa dilihat dari track recordnya dari situ bisa dicari juga kompetensinya. Dari situ bisa terlihat mana yang memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin dan mana yang mengandalkan keterkenalannya saja.” Ujarnya.
Di era saat ini mencari tahu track record calon pemimpin sangatlah mudah, dalam hitungan detik informsi apa saja yang kita butuhkan bisa kita dapatkan, belum lagi sosial media, kompetensi dan bagaimana cara calon tersebut memimpin. Oleh karena itu, Bayu Dwi Cahyo memberikan pesan kepada calon-calon pemimpin dalam berkampanye agar tidak menjatuhkan lawannya dan berkampanye secara bijak dan dewasa terutama di media sosial yang dapat menjadikan sebuah kampanye hitam (Black Campaign).
”Lakukanlah kampanye dengan bijaksana, dewasa, jadikan pilkada sebagai kontestasi politik dengan menunjukan program-programnya, visi misinya, tanpa menjatuhkan lawannya karena ini bukanlah konflik politik,” pungkasnya Bayu.(Hilmi)